7 Bank Besar Pagari Nasabah dari Aksi Penipuan Mulai 15 Oktober 2025

Kantor Maybank.
Sumber :
  • Dok. VIVA

Jakarta, VIVA – Tujuh bank besar akan menerapkan perlindungan baru untuk semua transaksi digital mulai 15 Oktober 2025 untuk lebih melindungi seluruh nasabahnya dari aksi penipuan.

Terkuak! Sejak 2020 Main di Dark Web Tapi Susah Ditangkap, Ini Jurus Bjorka 'Gocek' Polisi

Para nasabah dari tujuh bank besar ini harus mengantisipasi sebagian besar transaksi mereka ditahan selama 24 jam, atau langsung ditolak.

Hal tersebut diungkapkan oleh Himpunan Bank-bank Singapura (ABS) dan ketujuh bank besar yang dimaksud adalah DBS, OCBC, UOB, Citibank, HSBC, Maybank, dan Standard Chartered (Stanchart).

Pemilik Akun X Bjorka Dicokok, Ngaku Sudah Retas 4,9 Juta Data Nasabah Bank

Sebagai informasi, Singapura mengalami kerugian sebesar S$456,4 juta (hampir Rp6 triliun) akibat aksi penipuan pada paruh pertama tahun ini, dengan hampir 20 ribu kasus dilaporkan, meskipun jumlah kerugian tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (secara tahunan/yoy).

Rekening giro dan tabungan, termasuk rekening bersama, dengan saldo minimal S$50 ribu (Rp642 juta), akan dilindungi oleh pengamanan baru ini, yang berlaku saat bank mendeteksi bahwa dana di rekening dikosongkan dengan cepat karena potensi penipuan.

Manajemen Pastikan Layanan M-Banking BCA Sudah Berjalan Normal

Kebijakan perlindungan ini akan berlaku untuk semua transaksi perbankan digital melalui aplikasi bank dan internet banking. Transaksi perbankan non-digital, termasuk penarikan tunai di cabang bank dan ATM, tidak akan terpengaruh.

Bila transaksi, bersama dengan penarikan selama 24 jam terakhir, mengakibatkan lebih dari 50 persen saldo akun ditransfer keluar, perlindungan akan berlaku.

Transaksi yang melanggar ambang batas lebih dari 50 persen, bersama dengan semua transaksi berikutnya di luar akun, akan ditangguhkan selama 24 jam atau ditolak.

Nasabah mungkin mengalami keterlambatan dalam pembayaran dan transfer digital, termasuk untuk transaksi yang sah, dan disarankan untuk merencanakan terlebih dahulu transaksi perbankan yang sensitif terhadap waktu guna menghindari timbulnya biaya dan tagihan akibat keterlambatan tersebut.

"Selain situasi seperti itu, di mana suatu rekening dengan cepat dikosongkan karena potensi penipuan, bank memiliki parameter deteksi penipuan lainnya dan dapat menahan atau menolak transaksi berdasarkan faktor risiko lainnya," kata Direktur ABS Ong-Ang Ai Boon, seperti dikutip dari situs Straitstimes, Sabtu, 4 Oktober 2025.

Ia juga mengatakan bank telah secara konsisten berinvestasi dan menerapkan berbagai langkah anti-penipuan, seperti pengawasan penipuan, jeda kognitif, dan Money Lock – sebuah fitur yang memungkinkan seseorang untuk 'mengunci' sebagian uang di rekening banknya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya