PHK Ratusan Karyawan, Lummo Akhirnya Buka Suara

Ilustrasi PHK.
Sumber :
  • vstory

VIVA – Perusahaan rintisan atau startup Indonesia penyedia solusi layanan perangkat lunak penghubung bisnis dengan pelanggan, Lummo atau sebelumnya dikenal sebagai BukuKas, dikabarkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan karyawan di Jakarta maupun Bengaluru, India.

PHK Massal Terjadi di Mana-mana, Kriminolog Ungkap Ancaman yang Mengintai

Lama bungkam, kini Lummo akhirnya buka suara. Menurut mereka karyawannya di India yang terdampak PHK hanya satu digit.

"Beberapa kontrak yang kami miliki dengan perusahaan layanan teknologi informasi (TI) pihak ketiga telah dirampingkan. Anggota tim kami yang kena (PHK) ditempatkan dalam peran baru melalui jaringan kami," demikian keterangan resmi Lummo, seperti dikutip dari situs Inc42, Kamis, 9 Juni 2022.

Pengadilan Banding Blokir Rencana PHK Massal Trump di Lembaga Federal

Lummo mengaku jika saat ini sudah melakukan yang terbaik untuk membantu para karyawan meniti karir di tempat lain. "Mereka adalah yang terbaik dalam bisnis. Kami sangat sedih melihat mereka pergi," ungkap pihak Lummo.

Lebih lanjut, Lummo mengklaim tetap berkomitmen untuk mengembangkan dan memperluas layanan, khususnya LummoSHOP, agar para pengusaha bersama produk atau brand-nya dapat terus maju.

The Matchmaker: Strategi Kolaborasi Hadapi PHK Massal dan Ancaman AI di Indonesia

Startup Indonesia yang sebelumnya dikenal sebagai BukuKas itu dikabarkan melakukan PHK terhadap 100-120 karyawan di Jakarta dan 50-60 karyawan dari kantor cabangnya di Bengaluru, India.

Para karyawan yang terkena imbas sebagian besar berada di tim teknik, desain, dan produk. Sumber anonim juga mengatakan bahwa Lummo ditinggalkan beberapa petingginya tanpa menjelaskan lebih detail.

LSI Denny JA rilis survei hasil kinerja Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. (Istimewa)

LSI Denny JA Ungkap Alasan Tingkat Kepuasan Terhadap Prabowo-Gibran Masih Tinggi, Meski Ada Rapor Merah

Direktur KCI LSI Denny JA, Adjie Al Faraby menjelaskan penyebab dua rapor merah yang menjadi alarm sosial untuk Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran.

img_title
VIVA.co.id
4 Juni 2025