Dunia Harus Siap Hadapi Tahun Terpanas
- REUTERS/David Gray
Kesepakatan Paris itu juga mencapai memperkuat upaya pemulihan perubahan iklim dari kerusakan. Terakhir, kesepakatan itu juga memuat komitmen memberikan bantuan dana bagi negara membangun ekonomi hijau dan berkelanjutan.
Dalam panggung konferensi itu, Presiden Jokowi turut menyatakan komitmen negara untuk ikut menurunkan pemanasan global. Dia mengatakan Indonesia bertekad berkontribusi dengan mengurangi emisi karbon hingga 29 persen sampai 2030.
Salah satu cara Indonesia untuk memenuhi target pengurangan emisi itu yaitu ada beberapa cara. Untuk di bidang energi terbarukan, menargetkan sebanyak 25 persen sumber energi pada 2015 yang berasal dari energi terbarukan.
Namun demikian, upaya komitmen negara dunia itu masih dikritik oleh pejabat WMO, Michael Jarraud.
Menurut Jarraud, sebuah target untuk mengatasi kenaikan suhu cuaca ekstrem yang dramatis ini telah ditetapkan pada 2010. Sayangnya, tidak ada aksi nyata dari para petinggi untuk menghentikan perubahan iklim.
"Mereka memiliki skenario untuk membuat keputusan yang kuat, upaya untuk mengurangi gas rumah kaca dengan cepat dan tepat. Seiring dengan itu, mereka juga memiliki skenario lain terkait bisnis, dan berakhir dengan prediksi tambahan kehangatan cuaca sampai 5,6 derajat, atau lebih. Ini yang akan menjadi keputusan yang sangat penting ditentukan dalam konferensi di Paris," ujar Jarraud.
Menurut Jarraud, selain kesepakatan di konferensi iklim di Paris, warga dunia juga harus mulai mengupayakan diri untuk mengatasi perubahan iklim bersama. Beberapa cara di antaranya adalah menggunakan transportasi publik ketimbang kendaraan pribadi, dan membuat rumah yang sehat. Selain itu, industri harus bekerja sama mengurangi emisi gas rumah kaca. Mampukah Kesepakatan Paris 2015 kemarin mampu mendinginkan Bumi?
(ren)
