Pemerintah Disarankan Nego Ulang Tarif Impor AS agar Dapat Kesepakatan Bagus

Presiden AS Donald Trump
Sumber :
  • CBS News

Jakarta, VIVA – Pengamat Hubungan Internasional dan Investasi, Zenzia Sianica Ihza menilai pemerintah perlu mengambil sikap lebih strategis terkait kesepakatan tarif impor Amerika Serikat (AS) untuk menjaga posisi tawar Indonesia.

Dibuka Menghijau, IHSG Cenderung Datar Menanti Negosiasi Dagang China-AS

“Dengan nilai komitmen yang mencapai ratusan triliun rupiah untuk pembelian produk dan energi AS, hanya mendapatkan tarif 19 persen, itu bukan posisi tawar yang seimbang. Masih ada ruang negosiasi lagi,” ujar Zenzia dalam keterangannya, Kamis, 24 Juli 2025.

Pengamat Hubungan Internasional dan Investasi, Zenzia Sianica Ihza

Photo :
  • Dok. Istimewa
Pertamina Mulai Jajaki Impor BBM dari AS, Manajemen Buka Suara

Zenzia menilai Indonesia masih memiliki ruang negosiasi untuk mendapatkan kesepakatan yang lebih baik untuk tarif impor tersebut.

Ia yakin penurunan tarif itu jika dikelola dengan baik akan punya dampak positif terhadap iklim investasi. Sedikitnya, ada 10 sektor yang akan terdorong, mulai dari tekstil, alas kaki, furnitur, elektronik, hingga karet dan minyak sawit.

AS dan Tiongkok Ikut Nimbrung Negosiasi Damai Thailand-Kamboja di Malaysia

"Dibanding negara negara ASEAN lainnya, tarif 19 persen itu membuat kita lebih kompetitif. Kita terkecil dibanding Vietnam dan Filipina yang masih dikenakan tarif 20 persen, Malaysia 25 persen, dan Thailand hingga 36 persen,” kata dia.

Di sisi lain, Zenzia menjelaskan pembebasan tarif untuk produk asal AS berisiko menciptakan gelombang barang murah yang bisa menekan pelaku usaha dalam negeri.

Sejumlah lembaga riset menunjukkan terdapat dua risiko yang mungkin timbul dari tarif nol persen untuk produk AS. Pertama, dari sisi pendapatan negara dan selanjutnya seputar ketahanan industri nasional. Kedua, kemungkinan munculnya deindustrialisasi dini.

Ia pun menyoroti sikap Presiden AS Donald Trump yang perlu disikapi secara hati-hati.

Maka itu, ia berpendapat kesepakatan dagang dengan AS perlu dibarengi dengan klausul yang melindungi industri nasional, termasuk dari efek banjir barang impor. Zenzia menambahkan masih ada waktu untuk memperbaiki kesepakatan dagang dengan AS.

Ilustrasi Donald Trump dan kebijakan tarif mobil impor

Photo :
  • Carscoops

Diketahui, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan, seluruh poin dalam berkas joint statement terkait Perjanjian Perdagangan Timbal Balik (Agreement on Reciprocal Trade) antara Indonesia dan Amerika Serikat, telah melalui proses kesepakatan bersama.

"Semua sudah disepakati kedua belah pihak," kata Airlangga dikutip dari Antara, Rabu, 23 Juli 2025.

Namun, Airlangga membantah bahwa Amerika Serikat meminta Indonesia mengubah regulasi terkait soal ketenagakerjaan. "Itu juga tidak ada perubahan. Hanya minta comply dengan regulasi dan itu sudah kita lakukan," ujarnya.

Ketua Umum Fokusmaker, Ali Ghiffar

Jelang Pernas ke-VIII, Fokusmaker Siap jadi Forum Kepemimpinan Baru

Ketua Umum Fokusmaker, Ali Ghiffar menyebut Pernas bukan hanya sekadar forum silaturahmi, namun menjadi titik strategis untuk menentukan masa depan

img_title
VIVA.co.id
29 Juli 2025