Menteri Imipas soal Pemulangan Reynhard Sinaga: Lebih Bermanfaat Pulangkan yang Baik Saja
- VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)
Jakarta, VIVA – Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) RI Agus Andrianto mengatakan bahwa sampai dengan saat ini masih belum ada pembahasaan soal pemindahan penahanan Reynhard Sinaga.
"Sampai sekarang belum ada pembahasan sedikitpun tentang itu. Jadi itu silakan ditanya kepada siapa yang menyampaikan," ujar Agus Andrianto kepada wartawan, Rabu 26 Februari 2025.
Agus menjelaskan bahwa Kementerian Imipas RI belum pernah diajak untuk membahas terkait dengan adanya pemindahan penahanan Reynhard Sinaga dari Amerika Serikat.
"Tapi sampai saat ini, kami dari Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan belum pernah diajak bicara, ya, terkait dengan pemulangan Sinaga itu," ucap eks Wakapolri.
Lebih jauh, kata Agus, daripada memindahkan penahanan Reynhard, dia memilih untuk memindahkan penahanan orang-orang yang baik lainnya. "Saya rasa, lebih bermanfaat kita pulangkan yang baik saja," tukasnya.
Diketahui, Reynhard Sinaga, warga negara Indonesia yang dikenal sebagai predator seksual paling kejam dalam sejarah Inggris. Ia terjerat dalam serangkaian kasus pelecehan seksual terhadap ratusan pemuda saat ia tinggal di Manchester antara tahun 2015 hingga 2017.
Kejahatan ini terungkap setelah salah satu korban yang tersadar saat tengah dilecehkan oleh Reynhard melaporkan insiden tersebut ke pihak berwajib.
Reynhard dikenal memanfaatkan situasi di luar klub malam dan pub, menargetkan pria-pria muda yang sedang mabuk. Ia membujuk para korban untuk ikut dengannya ke apartemennya di Princess Street, lalu membius mereka dengan Gamma Hidroksi Butirat (GHB), obat yang biasa digunakan dalam praktik chemsex, sebelum melakukan pemerkosaan.
Reynhard juga merekam aksi kekejamannya tersebut dan menyimpan barang-barang milik korban, seperti jam tangan, ponsel, hingga kartu identitas. Para korban biasanya terbangun tanpa ingatan apapun mengenai peristiwa yang dialami mereka.
Pada Juni 2017, Reynhard akhirnya terungkap setelah korban terakhirnya yang tersadar dan melawan, korban tersebut kemudian melapor ke polisi. Kasus ini menggemparkan publik dan membuatnya dijatuhi hukuman seumur hidup pada tahun 2020, setelah terbukti bersalah atas 159 pelanggaran seksual, termasuk pemerkosaan terhadap 136 pria muda.
Reynhard kini mendekam di HMP Wakefield, penjara dengan keamanan maksimum yang menampung para penjahat berisiko tinggi di Inggris.
Meskipun mendekam di penjara, ia tak luput dari kekerasan fisik yang diterimanya, termasuk serangan yang mengakibatkan cedera parah pada wajahnya. Foto-foto wajahnya yang penuh lebam pertama kali dirilis oleh Kepolisian Manchester menjelang penayangan film dokumenter BBC, Catching a Predator, pada Oktober 2021.
Kasus ini tidak hanya menyisakan luka mendalam bagi para korban, tetapi juga menimbulkan kontroversi dalam upaya pemerintah Indonesia untuk memulangkan Reynhard, sebagai bagian dari perlindungan terhadap hak-hak WNI di luar negeri.