Efek Ekonomi Festival Seni Multatuli, Seniman hingga UMKM Kebanjiran Pesanan

Pelukis asal Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten Endang Nugraha
Sumber :
  • ANTARA/Mansur

Lebak, VIVA – Pelukis asal Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten Endang Nugraha (55) dibanjiri pesanan dari pengunjung pada Festival Seni Multatuli yang digelar Dinas Pariwisata dan Kebudayaan setempat.

"Kita sampai malam ini mendapatkan pesanan sebanyak 20 orang untuk melukiskan wajah," kata Endang saat ditemui di gerai Festival Seni Multatuli di Lebak, Sabtu.

Biaya lukisan wajah berkisar antara Rp250 ribu hingga Rp300 ribu di atas kanvas berukuran panjang 30 sentimeter dan lebar 20 sentimeter.

Kebanyakan pengunjung menginginkan dilukis bersama pasangan suami isteri yang nantinya dipajang di ruang tamu.

Festival Seni Multatuli

Photo :
  • Istimewa

Endang melukis wajah pesanan itu sesuai dengan foto yang mereka bawa sebelumnya dan hanya membutuhkan waktu dua jam.

"Kami hari ini melukis bisa menghasilkan pendapatan Rp4,5 juta," katanya.

Ia mengaku berkarya melukis secara otodidak sejak di bangku Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) PGRI Rangkasbitung 1992.

Setelah lulus SMA, ia mengikuti tes di Komunitas Pelukis Kota di Jakarta dan diterima sebagai pelukis realis dan natural.

Selanjutnya, Komunitas Pelukis Kota itu, Endang ditempatkan untuk melukis di sekitar Kota Tua dan Pasar Seni Ancol.

Selain itu, Endang terkadang mengikuti pameran melukis diberbagai daerah di Indonesia. Bahkan, pada tahun 2005-2008, berkarya di Kota Jeddah setelah dibawa oleh salah satu pelukis dari Arab Saudi ketika mengunjungi Jakarta.

Ia berada di Kota Jeddah, Arab Saudi, selain melukis di atas kanvas, juga di atas tembok rumah dan gedung sesuai permintaan.

"Kami sudah puluhan tahun berkarya, namun kini kembali ke kampung halaman di Rangkasbitung, karena memasuki usia lanjut ," kata Endang yang dikaruniai empat anak dan sudah memiliki cucu.

Ia mengaku kerapkali dipanggil pejabat di Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten untuk melukis wajah. Bahkan, pernah dipanggil Mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah untuk melukisnya dan mendapatkan bayaran sekitar Rp10 juta.

Namun demikian, pihaknya berharap Pemerintah Kabupaten Lebak memberikan tempat atau lokasi untuk berkarya para seniman lukis agar kehidupan ekonomi mereka relatif baik.

"Kami senang jika bupati atau gubernur membangun pasar seni, sehingga komunitas pekerja seni bisa hidup untuk mencari nafkah," katanya.

Selain seniman, puluhan UMKM masyarakat adat Badui hingga pelukis asal Rangkasbitung mengaku kebanjiran pembeli dan pesanan selama festival berlangsung.

Jamal, salah seorang pelaku UMKM Badui, mengaku senang bisa meramaikan FSM 2025. Ia menjajakan produk aneka kerajinan khas masyarakat adat Badui, mulai dari kain tradisional motif Janggawari seharga Rp1,2 juta, kain pewarna alam Rp500 ribu, kain songket Rp250 ribu, hingga selendang kecil Rp20 ribu.

Selain itu, tersedia juga pakaian kebaya perempuan Rp150 ribu, pakaian kampret Rp300 ribu per pasang, ikat kepala (lomar) Rp100 ribu, dan tas koja Rp250 ribu. Semua produk itu, kata Jamal, merupakan hasil karya tangan masyarakat adat Badui yang tetap dikerjakan secara tradisional.

“Festival ini sangat membantu ekonomi keluarga kami. Tahun lalu saja kami kewalahan melayani permintaan pengunjung. Tahun ini pun animo sama tingginya,” ujar Jamal.

Santa, pelaku UMKM lainnya, juga merasakan hal serupa. Ia menyebut omzet penjualan kerajinan relatif lumayan karena banyak pengunjung datang dari berbagai daerah seperti Banten, Jawa Barat, Lampung, hingga DKI Jakarta.

Plt Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Imam Suangsa, menegaskan bahwa pemerintah daerah selalu mendorong promosi produk Badui melalui FSM. Saat ini terdapat sekitar 2.000 unit UMKM Badui, dengan potensi perputaran uang dari kerajinan adat mencapai ratusan juta rupiah per tahun.

Palestina Resmi Buka Kedutaan di Inggris usai Negaranya Diakui

“Kami terus melakukan pembinaan dan promosi agar produk kerajinan Badui bisa bersaing, bukan hanya di pasar domestik tapi juga mancanegara,” ujar Imam.

Imam mengatakan Festival Seni Multatuli bertujuan untuk membangun potensi kebudayaan daerah dengan menampilkan berbagai karya, termasuk seni lukis.

Jerman Dukung Negara Palestina Merdeka, tapi Tidak Sekarang

"Kami berharap Festival Seni Multatuli itu ke depannya bisa mendatangkan wisatawan, sekaligus bisa mendatangkan pendapatan ekonomi para seniman lukis," katanya.

Berdasarkan pantauan, Sabtu malam, pengunjung Festival Seni Rangkasbitung yang dipusatkan di Jalan Alun-alun Timur Rangkasbitung dipadati pengunjung yang akan menyaksikan hiburan band dari Kabupaten Lebak. (Ant)

Mikrofon Prabowo Mati saat Pidato di Sidang Umum PBB, Kemlu Ungkap Penyebabnya
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan

Sidang Perdana Praperadilan Nadiem Makarim Digelar 3 Oktober

Nadiem Makarim mengajukan gugatan praperadilan atas penetapan dirinya sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook.

img_title
VIVA.co.id
23 September 2025