Perkasa ke Rp 16.286 per Dolar AS, Rupiah Hari Ini Diprediksi Lanjut Menguat

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah menguat 52 poin atau 0,32 persen menjadi Rp 16.286 per dolar AS pada pembukaan perdagangan Jumat, 21 Februari 2025. Sebelumnya rupiah bertengger di posisi Rp 16.338 per dolar AS.

Tarif Trump Masih Berlaku, Pengadilan Banding AS Tunda Keputusan Final

Menurut Kepala Ekonom Permata Bank, Josua Pardede, penguatan nilai tukar rupiah dipengaruhi pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai kemungkinan mencapai kesepakatan perdagangan dengan Tiongkok.

“Pelemahan rupiah terpangkas setelah Trump menyatakan pihaknya terbuka terhadap perjanjian dagang baru dengan China. Pernyataan tersebut memicu ekspektasi meredanya perang dagang antara AS dan China yang pada gilirannya mendorong apresiasi mata uang Asia,” ujarnya, Jumat, 21 Februari 2025.

Hubungan AS-Tiongkok Memanas Lagi, Trump dan Xi Jinping Perlu Turun Tangan Imbas Negosiasi Dagang Buntu

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Sementara itu, depresiasi dolar AS yang membuat mata uang Asia, termasuk rupiah menguat karena pernyataan Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta, Raphael Bostic, yang memperkirakan bahwa pihaknya bakal memangkas suku bunga kebijakan dua kali pada 2025, kendati masih ada ketidakpastian.

Pasar Saham Naik dan Dolar Menguat saat Pengadilan AS Blokir Kebijakan Tarif Donald Trump

“Pernyataannya meningkatkan kemungkinan Fed untuk memangkas suku bunga kebijakan lebih dari sekali tahun ini,” ujarnya.

Melihat faktor domestik, defisit transaksi berjalan/current account deficit (CAD) menyempit menjadi -0,32 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dari 0,56 persen dari PDB pada kuartal IV-2024, sementara CAD sepanjang 2024 melebar dari -0,15 persen dari PDB menjadi -0,63 persen dari PDB.

“Melebarnya CAD disebabkan oleh normalisasi harga komoditas global, yang diikuti oleh pemulihan permintaan domestik,” tutur Josua. (Ant)

Ilustrasi Ekspor-Impor

Ekonom Ingatkan Pemerintah Tak Buru-buru Turuti Permintaan AS, Ini Alasannya

Direktur Eksekutif CELIOS, Bhima Yudhistira mengatakan dengan dibatalkannya tarif oleh pengadilan perdagangan AS akan berdampak serius terhadap negosiasi RI-AS.

img_title
VIVA.co.id
30 Mei 2025