Sri Mulyani 'Pede' Kinerja APBN Semester II-2025 Bakal Moncer seperti di 2024
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Jakarta, VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati meyakini, kinerja APBN di semester II-2025 akan semakin membaik, dan berangsur mengalami peningkatan sebagaimana yang terjadi di tahun 2024 lalu.
Hal itu diungkapkan oleh Sang Bendahara Negara dalam rapat kerja antara Komisi XI DPR bersama Menteri Keuangan di DPR RI Senayan, Jakarta.
"Karena di semester II (2025) kita lihat ada perubahan yang cukup positif, sehingga kita berharap di tahun ini perkembangannya (kinerja APBN) juga akan mengikuti 2024, dimana semester II akan lebih baik," kata Sri Mulyani dalam raker bersama Komisi XI DPR, Selasa, 22 Juli 2025.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
- VIVA.co.id/Anisa Aulia
Dia pun membeberkan sejumlah indikator yang terjadi di semester II-2024 lalu, yang membuat kinerja APBN kala itu berangsur membaik dari semester sebelumnya. Misalnya seperti meredanya tekanan terhadap rupiah, dari Rp 16.421 menjadi Rp 16.162 per dolar AS.
Kemudian, yield SBN bergerak turun kompetitif dari 7,2 persen menjadi 7,0 persen, level IHSG membaik dari 7.063,6 menjadi 7.079,9, ditambah dengan penerimaan negara yang juga tumbuh positif menjadi 2,1 persen secara year-on-year (yoy).
"Sementara dari sisi makro, inflasi tetap terjaga, fundamental kita tetap baik, dan pertumbuhan ekonomi kita tetap terjaga di sekitar 5 persen. Kalau kita lihat konsumsi rumah tangga juga tetap terjaga di 4,94 persen, investasi tumbuh 4,61 persen, dan ekspor tumbuh 6,51 persen," ujarnya.
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Maret 2025
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Dengan terjaganya daya beli masyarakat, rendahnya inflasi, hal itu masih ditambah dengan sejumlah langkah pemerintah yang menyalurkan tambahan bantuan sosial akibat dampak El-Nino dan kenaikan harga pangan kala itu.
"Dalam hal ini, APBN telah melaksanakan tugasnya untuk melindungi daya beli masyarakat, menjaga stabilitas ekonomi, dan membangun berbagai proyek priotitas mendukung pembangunan," ujarnya.
Diketahui, pada tahun 2024 lalu tercatat bahwa tingkat kemiskinan esktrem turun dari 1,12 persen menjadi 0,83 persen, sementara tingkat kemiskinan juga turun dari 9,36 persen menjadi 9,03 persen.
Kemudian indeks ketimpangan atau rasio gini juga membaik, dari 0,388 menjadi 0,379. Tingkat pengangguran juga tercatat menurun dari 5,32 persen menjadi 4,91 persen, dan indeks pembangunan manusia naik dari 74,39 persen menjadi 75,02 persen.