Temui Wakil Ketua DPR, Komunitas Ojol Bawa Aspirasi Soal Potongan Komisi 20 Persen

Mitra pengemudi ojek online (ojol).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Arianti Widya

Jakarta, VIVA – Perwakilan pengemudi ojek online (ojol) dari Unit Reaksi Cepat (URC), telah memenuhi undangan diskusi bersama Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad. Dalam pertemuan tersebut, URC memberikan beberapa masukan, seperti misalnya soal penolakan mereka terhadap wacana potongan komisi 10 persen dan tarif yang layak.

Dasco Minta BGN Evaluasi MBG Imbas Kasus Keracunan, APH Investigasi Lapangan

Salah satu perwakilan URC, Billy mengungkapkan, pimpinan DPR telah menjawab sejumlah aspirasi yang disampaikan URC sebagai perwakilan ojol aktif. 

Berdasarkan diskusi yang dilakukan dengan pimpinan DPR yang juga dihadiri oleh Dasco sebagai perwakilan Fraksi Gerindra, tanggapan pemerintah akan aspirasi ojol juga akan segera dirampungkan dalam bentuk perpres atau peraturan presiden.

Dasco Sebut Tak Ada Perwakilan DPR Masuk Komite Reformasi Polri

"Kami hari ini dibawa oleh dewan adat dan Badan Musyawarah (Bamus) Betawi menuju DPR RI untuk bertemu dengan Bang Sufmi Dasco," kata Billy dalam keterangannya, Kamis, 18 September 2025.

Ribuan driver Ojol gelar unjuk rasa di Kantor Gubernur Sumut, Kota Medan.(B.S.Putra/VIVA)

Photo :
  • VIVA.co.id/B.S. Putra (Medan)
Dasco soal Mahfud Gabung Komite Reformasi Polri: Beliau Tokoh Kredibel

"DPR akan membawa kabar baiknya buat teman-teman ojol yang benar-benar mitra, yang benar-benar mencari nafkahnya di jalanan, yang menolak menjadi pekerja, yang menolak potongan 10 persen," ujarnya.

Dia menekankan, sejumlah aspirasi yang disampaikan dalam pertemuan tersebut antara lain seperti soal penolakan terhadap wacana potongan 10 persen. Sebab menurut URC bukan soal potongan lah yang menjadi masalah, karena dengan potongan 20 persen yang ada saat ini para pengemudi ojol juga merasakan beberapa manfaat. 

Menurut URC, hal yang perlu dikaji adalah tarif yang layak untuk layanan ojol, dan hal ini berbeda dengan tuntutan asosiasi lain yang kerap mengatasnamakan ojol. 

"Yang mereka tahu adalah tuntutan potongan 10 persen agar pendapatan lebih besar. Padahal kalau kita kaji, yang saat ini berjalan pun tarifnya yang kurang layak dan masalah potongan itu berimbang dengan apa yang didapatkan oleh mitra," kata Billy.

"Hal itu misalnya karena adanya bonus-bonus, atau ada hal-hal lainnya yang juga diberikan oleh perusahaan aplikasi," ujarnya.

Diketahui, sebelumnya asosiasi yang mengatasnamakan ojol yakni Garda Indonesia, menggelar aksi demonstrasi menuntut penurunan potongan komisi menjadi 10 persen di Gedung DPR, Jakarta pada Rabu, 17 September 2025. Demo tersebut hanya dihadiri segelintir peserta, tanpa adanya elemen mahasiswa seperti yang diklaim sebelumnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya