Hadiri CESC 2025, Ibas Yudhoyono Dorong Kerja Sama RI-Tiongkok Diperkuat

Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas)
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Jakarta, VIVA – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas menjadi pembicara dalam China Economic and Social Council (CESC) 2025, dalam rangka memenuhi undangan resmi dari Chinese People’s Political Consultative Conference (CPPCC). 

Dalam pidatonya Ibas menekankan pentingnya membangun hubungan yang lebih erat antara Indonesia dan Tiongkok melalui pertukaran pengetahuan, budaya, dan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan.

Ibas juga mengajak semua pihak untuk memperkuat hubungan berdasarkan saling pengertian, dengan mengambil hikmah dari sejarah panjang interaksi antara kedua negara. Ia menggarisbawahi beberapa poin penting yang dapat menjadi landasan bagi kerja sama masa depan.

“Di setiap pertemuan antara bangsa, kita tidak hanya bertukar kata-kata, tetapi juga bertukar harapan,” kata Ibas dalam keterangannya, Minggu, 21 September 2025.

Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas)

Photo :
  • Dok. Istimewa

Lebih lanjut, Ibas mengingatkan bahwa persahabatan Indonesia dan Tiongkok memiliki sejarah panjang yang terhubung melalui jalur sutra dan jalur rempah. Menurutnya, persahabatan kedua negara telah mengatasi ujian waktu dan harus diteruskan dalam membangun masa depan bersama.

Di sisi lain, Ibas menyoroti tantangan global yang semakin besar, seperti krisis iklim, pemulihan pascapandemi, ketidaksetaraan, dan disinformasi. Ia menegaskan bahwa peradaban harus bersatu untuk menciptakan harmoni dunia. 

Ia juga menekankan bahwa Tiongkok telah menjadi mitra strategis yang sangat penting bagi Indonesia dalam proyek-proyek besar, seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung, investasi baterai kendaraan listrik, dan pembangunan kawasan industri hijau. 

“Jalur Sutra bukan hanya sekadar kenangan, tetapi juga kerangka hidup untuk kerja sama masa depan,” kata dia.

Selain itu, Ibas menyoroti pentingnya kerja sama dalam bidang budaya dan pendidikan. Ia menyebutkan inisiatif bersama seperti penelitian di bidang kesehatan, iklim, dan teknologi, serta program pertukaran bahasa dan universitas. 

“Seperti pepatah Tiongkok yang mengatakan baca sepuluh ribu buku, lakukan perjalanan sepuluh ribu mil, kita harus membuka pikiran dan menyeberangi jembatan budaya,” kata Ibas.

Sebagai bagian dari Dewan Penasihat Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Ibas tidak lupa untuk memaparkan pula visi Indonesia menuju Golden Indonesia 2045, yang bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan. 

Ia menyampaikan mimpi Indonesia untuk menjadi negara maju yang hijau, digital, dan inklusif. 

Ibas Yudhoyono berikan pidato di Bimtek Demokrat

Photo :
  • Dok. Istimewa

“Masa depan Indonesia adalah hijau, digital, dan inklusif, tetapi yang paling penting adalah keadilan sosial, tidak ada yang tertinggal,” ungkapnya.

Lawan Arus! Bank Sentral Tiongkok Tahan Suku Bunga Pinjaman saat Dunia Gencar Kasih Stimulus

Ibas juga menyerukan agar visi besar ini diwujudkan dengan langkah-langkah konkret. 

“Kunci untuk pembangunan global adalah kejelasan visi dan konsistensi dalam tindakan,” katanya.

Dibalik Ketahanan Pangan Tiongkok: Sungai Tercemar, Tanah Beracun
VIVA Militer: Kepulauan Paracel di Laut China Selatan

Krisis Laut China Selatan: Ekologi Terancam, Geopolitik Memanas

Laut Cina Selatan menyumbang 12 persen dari tangkapan ikan global, namun stok utama anjlok lebih dari 70 persen sejak 1950-an, karena eksploitasi berlebihan

img_title
VIVA.co.id
23 September 2025