Purbaya Sebut Ekonom yang Ragu Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Tak Paham Perhitungan
- [Mohammad Yudha Prasetya]
Jakarta, VIVA – Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa menyebut, sejumlah ekonom yang meragukan data pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12 persen di kuartal II-2025 lalu, sebenarnya tidak benar-benar mengerti soal perhitungan ekonomi.
Menurutnya, capaian pertumbuhan ekonomi 5,12 persen itu didukung oleh faktor pertumbuhan uang beredar yang signifikan, sehingga mendorong penguatan pada konsumsi rumah tangga.
"Jadi kalau Anda lihat laju pertumbuhan uang pada kuartal II-(2025) itu tumbuh cukup kencang, dan itu yang mendorong belanja konsumen tumbuh kuat," kata Purbaya dalam konferensi pers APBN KITA edisi September 2025 di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 22 September 2025.
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa
- [tangkapan layar]
Dia menegaskan, Badan Pusat Statistik (BPS) tidak melakukan manipulasi apapun pada perhitungan soal pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2025 tersebut. Karenanya, Dia mengatakan bahwa Ekonom yang meragukan data BPS soal pertumbuhan ekonomi 5,12 persen itu sebenarnya tidak terlalu paham soal perhitungannya.
"Jadi lihat juga supply uang pada waktu itu seperti apa, angkanya memang seperti itu, tidak ada manipulasi BPS. Kalau yang enggak menyangka (sampai 5,12 persen), itu ekonomnya enggak seberapa ngerti," kata Purbaya.
Selain itu, faktor lainnya yang mendukung pertumbuhan ekonomi 5,12 persen di kuartal II-2025, adalah seluruh lapangan usaha yang tercatat tumbuh positif. Dimana, lapangan usaha dengan pertumbuhan signifikan adalah Jasa Lainnya sebesar 11,31 persen.
"Didorong oleh peningkatan jumlah perjalanan wisatawan, seiring adanya hari besar keagamaan dan cuti bersama," ujar Menkeu.
Kemudian, ada pula pertumbuhan Jasa Perusahaan sebesar 9,31 persen, Transportasi dan Pergudangan sebesar 8,52 persen, serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 8,04 persen.
Sementara di sisi pengeluaran, terjadi pertumbuhan pada hampir semua komponen pengeluaran, kecuali komponen konsumsi pemerintah yang mengalami kontraksi 0,33 persen.
Pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar 10,67 persen, komponen Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 7,82 persen, dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 6,99 persen.
Lalu ada pula Komponen Konsumsi Rumah Tangga dengan kontribusi terbesar pada ekonomi dengan pertumbuhan 4,97 persen, dan Komponen Impor Barang dan Jasa yang tumbuh 11,65 persen serta menjadi faktor pengurang dalam PDB menurut Pengeluaran.
"Jadi semua hal ini mencerminkan ekonomi domestik yang terjaga, ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang resilien, investasi yang meningkat, dan ekspor yang tetap kuat," ujarnya.