Microsite untuk Gaet Konsumen
- Freepik
VIVA Tekno – Perkembangan teknologi saat ini mempengaruhi hampir di semua aspek. Pengetahuan tentang teknologi informasi (IT) dirasa sangat penting untuk dimiliki setiap orang, terutama setiap inti dalam perusahaan.
Salah satunya adalah bidang marketing atau pemasaran. Saat ini, banyak perusahaan yang sudah melirik metode pemasaran online (digital marketing) untuk mempromosikan produk. Salah satunya membuat microsite. Apa itu?
Microsite atau sering disebut juga minisite adalah sebuah situs mini yang terdiri dari satu atau beberapa halaman dan dibuat untuk tujuan yang hanya sementara.
Biasanya digunakan untuk mempromosikan suatu produk tertentu, mempublikasi konten reguler, mengabarkan event atau promo yang sedang berlangsung. Microsite lebih fokus pada fungsi konten di dalamnya sebagai alat promosi, branding, penjualan, layanan, atau kampanye.
PT Glico Indonesia misalnya, yang menggunakan microsite untuk merayakan pembaruan formula di produk Pocky. Jadi, biskuit stik asal Jepang itu mendirikan tugu raksasa selama tiga hari di Sarinah, Jakarta Pusat.
Para konsumen ditantang menebak jumlah kotak Pocky yang ada di dalam tugu raksasa bernama Pocky Tower tersebut. Nah, tanggapan dari para konsumen ini kemudian dikumpulkan melalui sebuah microsite.
Alhasil, Pocky Tower setinggi 6 meter dan lebar 3,5 meter itu memuat 17.911 kotak Pocky. Jika ditumpuk dalam kondisi tegak lurus, kotak kemasan Pocky di menara itu akan mencapai ketinggian 2.686 meter atau sekitar tujuh kali tinggi gedung tertinggi di Indonesia.
"Formula baru ini telah dinikmati penggemar Pocky di seluruh dunia sejak dirilis serentak bulan Juni 2022. Kenaikan level ini juga cara kami menunjukkan apresiasi dan kepedulian kepada konsumen, sejalan dengan tumbuhnya kesadaran kesehatan di kalangan masyarakat," kata Kartika Tirta Putri, Manager Pemasaran Glico Indonesia, dalam keterangannya, Sabtu, 4 Februari 2023.
Bos OJK Sebut Rojali dan Rohana Tak Hanya Ada di Konsumen, Produsen hingga Investor Juga
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Sidegar menilai, perilaku konsumen tersebut tak jauh berbeda dari sikap produsen atau investor dalam menghadapi ketidakpastian.
