Dunia Harus Siap Hadapi Tahun Terpanas
- REUTERS/David Gray
VIVA.co.id – Bulan pertama 2016 sudah hampir terlewati. Banyak hal yang sudah dilalui oleh penduduk dunia mengawali tahun ini. Namun ada satu hal yang membuat penduduk dunia patut memperhatikan kekhawatiran peneliti cuaca.
Dalam konteks kondisi cuaca, peneliti sepakat 2016 bakal menjadi ujian yang makin berat bagi penduduk bumi. Sebab, peneliti menduga kuat tahun ini bakal menjadi tahun terpanas sepanjang sejarah. Padahal tahun lalu saja, peneliti sudah menetapkan sebagai tahun paling panas.
Kekhawatiran peneliti cuaca atas meningkatkan suhu di bumi sudah lama digemborkan. Pada November tahun lalu, Badan cuaca Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), World Meteorological Organization (WMO) merilis laporan menunjukkan rekor cuaca 2015 melebihi panas tahun sebelumnya. Saat itu, Sekjen WMO, Michael Jarraud sudah melemparkan rasa takutnya.
"Ini adalah semua kabar buruk bagi planet ini," kata Jarraud dalam pernyataannya dikutip Mashable.
Jarraud menjelaskan, suhu permukaan global rata-rata pada 2015 telah mencapai apa yang disebut WMO sebagai 'symbolic and significant milestone', atau sekitar 1 derajat celcius dari era pra-industrial 1880-1899, dan sekitar 0,73 derajat celcius di atas rata-rata 1961-1990.
Suhu permukaan 2015 disebutkan makin panas dibanding 2014, yang mana suhu rata-rata globalnya mencapai 14,57 derajat celcius. Sementara catatan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menunjukkan, pada Maret 2015, suhu rata-rata global mencapai 13,6 derajat celcius. Dari dinamika bulan ke bulan pada 2015 saja, sudah menunjukkan ada kenaikan suhu rata-rata global.
Tren suhu bumi yang kian panas diduga kuat bakal terus berlanjut pada tahun ini. Dilansir Ecowatch, Minggu, 24 Januari 2016, profesor Geografi dari Victoria University, Australia, James Renwick, mengatakan El Nino di Samudera Pasifik yang akan melanda dalam beberapa bulan ke depan akan sangat kuat pada 2016 ini akan membuat bumi semakin panas. Hal senada juga diungkapkan oleh profesor Adam Scaife dari Met Office.
"Secara keseluruhan, kami menilai El Nino akan memberikan kontribusi hingga 25 persen untuk pemanasan global yang akan mencatatkan rekor baru di 2016," kata Scaife.
Bagi peneliti, hasil laporan WMO itu tak begitu mengejutkan. Oleh sebab itu, peneliti tak lelah untuk menyuarakan pentingnya negara dunia untuk melakukan aksi.