Netanyahu Nongol di Terowongan Bawah Masjid Al Aqsa: Yerusalem dalam Kekuasaan Kita!

Potret Netanyahu di Terowongan di Bawah Masjid Al-Aqsa (Doc: The National News)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Natania Longdong

Gaza, VIVA  – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menuai kritik setelah muncul dalam video yang menunjukkan dirinya berada di dalam terowongan yang digali di bawah kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.  

Krisis Kemanusiaan di Gaza Terus Memburuk, Genosida Israel Harus Disetop

Dalam rekaman tersebut, Netanyahu berbicara tentang upaya pembebasan sandera, namun kehadirannya di lokasi sensitif tersebut memicu kecaman dari berbagai pihak.

"Lihatlah lantai ini. Inilah jalan dilalui para leluhur kita," kata Netanyahu seraya mengarahkan telunjuk tangan kanannya ke bawah. "Kami telah menemukan sebuah pedang Romawi sangat indah," ujarnya.

Prabowo Siap Buka Hubungan Diplomatik dengan Israel, Syaratnya Harus Akui Kemerdekaan Palestina

Masjid Al Aqsa di Yerusalem, Palestina

Photo :
  • AP Photo/Leo Correa

Melansir dari The National News, Selasa 27 Mei 2025, terowongan yang dikunjungi Netanyahu merupakan bagian dari jaringan yang telah lama menjadi sumber ketegangan antara Israel dan Palestina.

Di Bawah Kobaran Api, Seorang Bocah 6 Tahun Selamat dari Serangan Israel di Gaza

Penggalian di area ini sebelumnya telah menimbulkan kekhawatiran akan stabilitas struktur Masjid Al-Aqsa dan dianggap sebagai upaya untuk mengubah status quo situs suci tersebut. 

Dia juga menegaskan bangsa Yahudi tidak akan pernah kehilangan Yerusalem. 

"Saat ini, Yerusalem kuno dan baru di tangan kita," tutur Netanyahu.

"Yerusalem bakal selalu berada dalam kekuasaan kita."

Kunjungan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Yerusalem, terutama setelah peristiwa "Flag March" pada 26 Mei 2025, di mana ribuan nasionalis Israel berparade melalui kawasan Muslim di Kota Tua Yerusalem, meneriakkan slogan-slogan anti-Arab dan memicu bentrokan dengan warga Palestina.  

Tindakan Netanyahu ini dianggap oleh banyak pihak sebagai provokasi yang dapat memperburuk situasi di kawasan tersebut, mengingat sensitivitas lokasi dan sejarah panjang konflik di sekitar Masjid Al-Aqsa. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya