Kombes Nicolas Ungkap Fakta-fakta Tewasnya Mahasiswa UKI: Tidak Ada Pengeroyokan

Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA - Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Polisi Nicolas Ary Lilipaly menegaskan tidak ada pengeroyokan yang terjadi dibalik tewasnya mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), bernama Kenzha Ezra Walewangko (22).

Toyota Voxy Ringsek Ditimpa Truk, WNA Jepang Tewas Mengenaskan di Karawang!

Hal tersebut ditegaskan Nicolas dalam rapat bersama Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Rabu, 30 April 2025.

Nicolas menjelaskan, pihaknya sudah memeriksa 47 orang saksi termasuk pihak security. Saksi yang diperiksa kata dia, bukanlah mahasiswa yang mabuk bersama korban.

Dikira Sepi Peminat, Daftar Jurusan Kuliah Ini Malah Jadi Incaran Perusahaan Gede

"Tapi yang kita perdalami itu adalah saksi-saksi yang normal, dalam hal ini adalah mahasiswa yang tidak ikut minum, mahasiswa yang berada di sekitar TKP dan para security yang membubarkan mahasiswa pada saat ikut minuman di payungan tengah sampai yang menggopong korban, yaitu EFW dan PAG yang membawa korban dari payungan tengah sampai meletakkan korban di pagar kampus UKI," kata Nicolas dalam rapat.

Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Polisi Nicolas Ary Lilipaly

Photo :
  • Antara
Detik-Detik Ojol Tewas Dihantam Hyundai Ioniq di Antasari, Warung pun Luluh Lantak!

Dari keterangan para saksi, korban diketahui sempat mengkonsumsi minuman vodka bersama rekannya di HIPMI UKI. Setelah minuman habis, korban berpindah ke area payungan tengah dan lanjut meminum arak Bali.

Pada saat di payungan, korban terjatuh sendiri sebanyak dua kali tanpa disentuh orang lain. Hal ini kata Nicolas, terlihat melalui rekaman CCTV dan keterangan para saksi. 

"Selanjutnya bubar mereka, korban sudah tidak bisa berjalan sendiri, dibopong, dipapah oleh dua orang saksi, yaitu yang dibawa oleh pihak PH dan salah satunya adalah PAG. Dibawa diantar sampai dan diletakkan di pinggir pagar," ungkapnya.

Di pinggir pagar, lanjut Nicolas, korban berdiri dan memegang pagar dan menggoyang-goyangkan pagar sambil berteriak rasis.

"Berteriak rasis itu banyak saksi yang menyatakan dan mendengar itu. Setelah itu, karena goyangan pagarnya itu, korban jatuh dengan pagar bersamaan ke dalam got kering yang ada juga batu-batu di bawahnya, korbannya di atas, pagarnya di bawah, pagar besinya. dan di situlah korban mulai luka, kepalanya mulai pecah dan di situ mulai darah bercucuran di situ," jelas Nicolas.

Setelah itu, korban diangkat oleh dua orang security. Nicolas menyebut, total korban terjatuh sebanyak lima kali yakni dua kali di payungan tengah, satu kali di got, satu kali di jalan, dan terakhir saat hendak naik sepeda motor.

Korban kata Nicolas, tak kunjung sadarkan diri sehingga dibawa dua security ke IGD RS UKI menggunakan sepeda motor. 

"Terkait dengan keterangan bahwa ada keributan atau pengeroyokan, kami sampaikan di sini bahwa ada video yang beredar di media sosial, tapi setelah video itu kami serahkan ke Puslabfor, ternyata video itu sudah dimodifikasi. Nanti ada hasilnya dari itu. Tidak terlihat bahwa terjadi pengeroyokan, keributan iya. Ada terjadi keributan, tapi tidak terjadi pengeroyokan seperti yang disampaikan," pungkas Nicolas.

Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 18 Juni 2025

Habiburokhman: Pemberian Amnesti Efektif Atasi Over Capacity Lapas

Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman mengatakan pemberian amnesti efektif dalam mengatasi over capacity atau kelebihan penghuni lembaga pemasyarakatan (lapas).

img_title
VIVA.co.id
2 Agustus 2025