Airlangga Pede Perang Dagang AS-China Tak Berpengaruh ke RI, Ini Faktornya!

[dok. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis, 20 Februari 2025]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China belum mengganggu sektor perdagangan Indonesia sampai saat ini.

Meski demikian, Dia menegaskan bahwa pemerintah akan terus memantau perkembangan isu-isu ekonomi dunia terkini, guna memastikan sektor perdagangan Indonesia dapat terus berjalan dengan lancar.

"Kalau kita lihat dari perkembangan yang ada, masalah tren ini relatif belum terjadi disrupsi sampai dengan saat ini," kata Airlangga dalam konferensi pers di kantor Kementerian Perdagangan, kawasan Gambir, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Februari 2025.

Dia memastikan, terkait dengan ancaman pemberlakuan tarif 100 persen kepada negara-negara anggota BRICS oleh Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, saat ini belum berlaku untuk Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto

Photo :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Sehingga sampai saat ini Indonesia masih dikenakan tarif 10-20 persen, karena belum memiliki perjanjian dagang dengan Amerika Serikat.

"Indonesia sekarang dengan Eropa maupun dengan Amerika kan tidak mendapatkan prevalensi tarif. Jadi kita tetap kena 10-20 persen karena kita belum ada perjanjian dagang. Sehingga dengan demikian diharapkan kita optimistis dengan perdagangan kita," ujar Airlangga.

Namun, Airlangga mengaku optimistis bahwa sektor perdagangan Indonesia akan terus tumbuh, di tengah gejolak perang dagang antara AS dan China. Sebab menurutnya, sektor perdagangan Indonesia memiliki kekuatan tersendiri.

6 Stimulus Genjot Ekonomi Berlaku Mulai Juni, Diskon Tarif Listrik hingga Subsidi Upah

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto

Photo :
  • Kemenko Perekonomian

Hal itu dapat dilihat dari perolehan surplus neraca perdagangan yang telah berlangsung selama 57 bulan berturut-turut, yang mencapai sebesar US$3,45 miliar.

Trump soal Kebijakan Tarif AS: Kami Ingin Buat Tank, Bukan Kaos Oblong

"Kita monitor saja, tetapi dengan tren seperti sekarang, ya kita masih optimistis dalam situasi segini," ujarnya.

Efek BI Rate Turun Baru Terasa 1,5 Tahun ke Pertumbuhan Ekonomi RI
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso

Rincian 6 Stimulus Ekonomi Juni-Juli 2025, Pekerja Bergaji Rp 3,5 Juta ke Bawah dapat BSU Lagi

Pemerintah menggelontorkan sejumlah insentif pada momentum liburan sekolah periode Juni-Juli 2025.

img_title
VIVA.co.id
27 Mei 2025