Ekonomi Global Mulai Pulih, Purbaya: Kemarin Kita Takut, Sekarang Harusnya Berani

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa di Kompleks Istana Kepresidenan
Sumber :
  • Yeni Lestari/VIVA

Jakarta, VIVA – Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa memastikan, saat ini ekonomi global sudah mulai pulih dan kembali diproyeksi bakal terus meningkat, sehingga kondisinya tidak seburuk yang diperkirakan oleh banyak pihak.

Purbaya Sebut 200 Penunggak Pajak Rp 60 Triliun Bakal Dipaksa Bayar dalam Seminggu

Dia menyebut, sejumlah kondisi perekonomian global bahkan sudah mulai menunjukkan pertumbuhan positif. Misalnya seperti aktivitas manufaktur global yang kembali berekspansi, sebagaimana yang terjadi di Eropa untuk pertama kalinya sejak pertengahan 2022.

Pemulihan ekonomi serupa dikatakan Menkeu juga dapat dilihat pada mayoritas negara G20 dan ASEAN, yang saat ini juga mulai menunjukkan pemulihan yang cukup solid.

Tambahan 2 Liter Minyak Goreng di Bansos Pangan Baru Percobaan, Purbaya: Kalau Kurang Ditambah Lagi

Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa

Photo :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden

Misalnya seperti yang terlihat dari Global Market Index (GMI) yang naik ke posisi 50,6 persen, dengan tren pertumbuhan yang juga terlihat positif. Sementara di Indonesia sendiri, Indeks PMI Manufaktur juga tercatat naik ke posisi 51,5 pada Agustus 2025.

DPR Pede 'Gaya Koboi' Purbaya Bisa Longgarkan Kebijakan Uang Ketat

"Jadi sepertinya (kondisi) global tidak seburuk yang ditakutkan selama ini karena mereka mulai recover," kata Purbaya dalam konferensi pers APBN KITA edisi September 2025 di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 22 September 2025.

"Jadi kalau kemarin-kemarin kita takut, sekarang harusnya berani. Apalagi memang permintaan domestik kita juga kuat," ujarnya.

Karenanya, meskipun saat ini ketidakpastian global masih terus berlanjut, Purbaya mengatakan bahwa saat ini kondisinya sudah lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Hal itu bahkan turut ditambah dengan dukungan Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, yang juga telah memangkas suku bunga sebesar 25 bps menjadi 4,00-4,25 persen.

"Jadi langkah The Fed menurunkan suku bunga itu akan memberikan stimulus tambahan ke perekonomian Amerika, yang biasanya akan diikuti oleh perbaikan ekonomi negara-negara lain termasuk China, Jepang, Korea, dan kita (Indonesia) juga," kata Purbaya.

"Karena biar bagaimanapun, Amerika masih merupakan mesin pertumbuhan utama ekonomi dunia," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya