3 Komentar Menohok Artis Soal Pelarangan Pengibaran Bendera One Piece
- Istimewa
Jakarta, VIVA – Menjelang HUT ke-80 Republik Indonesia, publik dihebohkan dengan fenomena pengibaran bendera One Piece bergambar Jolly Roger—tengkorak bertopi jerami yang identik dengan karakter Luffy.
Aksi ini dilakukan sejumlah warga sebagai simbol protes terhadap kondisi sosial-politik di Tanah Air. Namun, pemerintah menyatakan tindakan tersebut berpotensi melanggar hukum, mengacu pada UU No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera Negara. Scroll untuk info lengkapnya, yuk!
Tanggapan keras pemerintah ini justru memantik reaksi balik dari sejumlah publik figur. Mereka mengungkapkan kritik menohok yang menyentil logika pelarangan tersebut. Berikut tiga komentar paling tajam dari para artis dan tokoh publik mengenai pelarangan pengibaran bendera One Piece.Â
1. Soleh Solihun
Komika Soleh Solihun melontarkan sindiran yang cukup pedas terkait sikap pemerintah. Ia membandingkan ketatnya larangan pengibaran bendera anime dengan maraknya bendera ormas dan partai politik yang bebas berkibar di sepanjang jalan.
"Kalo bendera ormas dan parpol mah, boleh ya,"Â tulis Soleh di akun X miliknya, dikutip Rabu 6 Agustus 2025.Â
Komentar ini menuai banyak respons setuju dari warganet yang menilai adanya standar ganda dalam penegakan aturan simbol negara.
2. Rian Adriandhy
Komika Rian Adriandhy tak ketinggalan menyindir balik pemerintah yang dinilainya terlalu serius menanggapi simbol kartun. Ia mengaitkannya dengan kebiasaan penggunaan "pasal karet" dalam menjerat warga.
"Sering main pasal karet kok takut sama simbol jagoan karet?" tulis Rian, merujuk pada karakter Monkey D. Luffy, si manusia karet dalam One Piece.
Sindiran ini menjadi viral dan dianggap sebagai pukulan telak atas respons berlebihan terhadap fenomena simbolik tersebut.
Aktris sekaligus anggota DPR RI Rieke Diah Pitaloka juga ikut menyuarakan kritik tajam. Ia mengunggah gambar karakter One Piece di Instagram, sambil menyinggung isu yang jauh lebih serius—dugaan data fiktif dan pengendapan dana bansos triliunan rupiah.
"Bongkar data bansos fiktif. Semangat Pak Prabowo benahi data negara,"Â tulis Rieke.
"Dengar-dengar sih data fiktif ada peternaknya. Dengar-dengar sih indikasi ratusan triliun dana bansos 'diendapkan' di rekening dormant punya instansi pemerintah dan bendahara pengeluaran negara, buat sementara aja jumlahnya ada sekitar 2000 rekening. Wow bjirr nggak tuh,"Â lanjutnya.
Rieke secara terang-terangan meminta PPATK untuk membongkar rekening-rekening tersebut dan mempertanyakan siapa sebenarnya yang merasa terganggu oleh pengibaran simbol bajak laut itu.