National Security Agency Sebut Autopsi Diplomat Kemlu Tewas Dibunuh, Polisi Beri Jawaban Menohok
- Facebook/Arya Daru Pangayunan
Jakarta, VIVA - Polisi angkat bicara soal unggahan akun Instagram National Security Agency of Republic Indonesia yang diklaim sebagai hasil autopsi diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan alias ADP (39).
Arya disebut bukan kehilangan nyawa karena bunuh diri tapi dibunuh secara terencana dan sistematis dalam unggahannya. Polda Metro Jaya pun memberi jawaban menohok atas unggahan akun itu. Polisi meminta hal itu ditanyakan langsung saja ke si pengunggah.
"Silahkan ditanyakan ke yang menyampaikan ya," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi, Jumat, 25 Juli 2025.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi.
- ANTARA/Ilham Kausar
Mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan ini menegaskan kalau polisi melibatkan ahli guna menguak penyebab kematian korban. Polda Metro Jaya disebut akan mengundang masing-masing ahli dalam proses penyelidikan agar menjelaskan kepada publik apabila semuanya sudah selesai.
“Yang jelas, pedoman dan prinsip-prinsip pengungkapan ini kami tidak boleh lari dari prinsip pengungkapan berbasis ilmiah, scientific crime investigation. Kemudian melibatkan interprofesi berbagai ahli tadi, pengumpulan fakta, kemudian metode pembuktiannya, itu kami pedomani betul, kami harus rigid, harus hati-hati, agar proses ini dapat kami pertanggungjawabkan,” kata dia.
Diketahui, polisi terus mendalami misteri kematian Arya Daru Pangayunan, diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditemukan tewas dengan kepala dilakban di kamar kosnya, kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Kapolsek Menteng Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Rezha Rahandi mengatakan bahwa korban ADP ditemukan tewas di sebuah indekos dengan kondisi kepala terlilit lakban, 8 Juli 2025. Korban ditemukan oleh penjaga indekos yang berada di lokasi kejadian. Jenazah korban juga telah diautopsi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk diketahui penyebab kematiannya.
