Bos Pertamina Tegaskan Tak Cari Untung Impor BBM ke SPBU Swasta

Dirut Pertamina, Simon Aloysius Mantiri di Kompleks Istana Kepresidenan
Sumber :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden

Jakarta, VIVA – Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina (Persero), Simon Aloysius Mantiri menegaskan pihaknya tak mencari untung di balik kesepakatan impor bahan bakar minyak (BBM) ke SPBU-SPBU swasta.

Idrus Marham Apresiasi Pemerintah Atasi Kelangkaan BBM di SPBU Swasta: Orientasinya untuk Rakyat

Simon menegaskan, semua pihak terbuka dan akan melakukan mekanisme open book terhadap seluruh biaya yang muncul. 

"Jadi, kita melihat cost-cost apa yang muncul, kemudian diatur mekanisme secara B2B. Yang pasti jangan sampai mebebankan dan nanti harga ke konsumen jadi lebih tinggi. Jadi, kita harapkan harga ke konsumen tidak berubah," kata Simon kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, dikutip Sabtu, 20 September 2025.

Ini Cara Pertamina Perluas Kesempatan Kerja, EEP Bangun Kompetensi 80 Ribu Peserta dan 165 Bengkel Roda Dua

"Pertamina juga tidak memanfaatkan situasi ini dan tidak mencari keuntungan di sini," sambungnya.

Di samping itu, Simon menegaskan semua pihak termasuk Pertamina diberikan mandat untuk menjaga ketahanan energi dan meningkatkan lifting migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Daftar SPBU Shell yang Menyediakan BBM Super Hari Ini Senin 22 September 2025

"Jadi, kalau ada kesempatan ini hanya diminta untuk kolaborasi dengan Pertamina, tapi kami tidak memanfaatkan situasi dan ingin mencari keuntungan untuk kami, tidak. Tapi, mekanisme kita lakukan dengan baik dan tentunya Badan Usaha Swasta juga bisa dapat sustainable operasionalnya dan secara komersil tetap masuk," jelas Simon.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia mengklaim bahwa perusahan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) swasta seperti Shell, Vivo, BP dan Exxon Mobil, sepakat untuk membeli stok bahan bakar minyak (BBM) tambahan dengan skema impor melalui Pertamina.

Hal tersebut disampaikan Bahlil setelah menggelar rapat dengan manajemen SPBU swasta dan Pertamina di Jakarta, Jumat. Stok impor BBM baru tersebut paling lambat masuk ke Indonesia dalam kurun waktu tujuh hari ke depan.

"Mereka setuju, dan memang harus setuju untuk beli, berkolaborasi dengan Pertamina," ucap Bahlil saat konferensi pers usai melakukan pertemuan, Jumat, 10 September 2025.

Bahlil mengatakan, dari kesepakatan tersebut, SPBU swasta mengajukan beberapa syarat dalam skema impor tambahan BBM lewat kolaborasi dengan Pertamina. Yaitu BBM yang dibeli merupakan BBM murni (fuel base) yang nantinya akan dilakukan pencampuran di tangki SPBU masing-masing.

"Jadi produknya saja nanti dicampur di masing-masing," kata Bahlil.

Syarat selanjutnya, SPBU swasta mengajukan adanya survei bersama pembelian stok BBM, serta adanya transparansi harga pembelian. 

"Kita ingin swasta maupun Pertamina harus sama-sama cengli (untung), harus semua terbuka, dan sudah setuju juga terjadi open book. Dan ini teman-teman dari swasta juga sudah setuju," ucap Bahlil.

Adapun untuk volume impor tambahan masing-masing dari SPBU swasta, akan dibahas lebih lanjut dalam rapat teknis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya