Bursa Asia Bervariasi Usai Wall Street Melemah, Trump Bakal Naikkan Tarif Chip AS
- unsplash,com
Jakarta, VIVA – Bursa Asia-Pasifik diperdagangkan bervariasi pada Rabu, 6 Agustus 2025. Sentimen pasar dibayangi data ekonomi Amerika Serikat (AS) di bawah ekspektasi serta pernyataan Presiden AS Donald Trump terkait rencana pengenaan tarif impor baru.
Dalam konferensi pers, Trump menyampaikan bahwa pemerintahannya akan memberlakukan tarif baru untuk produk semikonduktor dan chip. Ia menyampaikan, langkah tersebut bertujuan untuk mendorong produksi dalam negeri di sektor teknologi tinggi.
“Kami akan mengumumkan (tarif) untuk semikonduktor dan chip yang merupakan kategori terpisah karena kami ingin produk-produk tersebut dibuat di Amerika Serikat,” ujar Trump, dikutip dari CNBC Internasioanal pada Rabu, 6 Agustus 2025.
Pergerakan indeks di kawasan Asia menunjukkan tren beragam. Di Australia, indeks S&P/ASX 200 dibuka naik 0,38 persen dan sempat menyentuh kenaikan hingga 0,61 persen ke level rekor tertinggi 8.824.
Ilustrasi saham asia merosot
- VIVA/Muhamad Solihin
Saham-saham unggulan seperti saham Commonwealth Bank dan Westpac Banking Corporation menguat masing-masing lebih dari 1 persen dan 0,74 persen. Saham pertambangan BHP Group juga naik tipis 0,28 persen.
Sebaliknya, bursa Jepang cenderung tertekan. Indeks Nikkei 225 turun 0,12 persen. Lalu Indeks Topix masih mencatat kenaikan 0,45 persen.
Di Korea Selatan, Kospi terkoreksi 0,64 persen. Sedangkan Kosdaq tergerus 0,57 persen.
Dari sisi global, Wall Street ditutup di zona merah. Indeks S&P 500 turun 0,49 persen ke level 6.299,19.
Nasdaq Composite turun lebih dalam, yakni 0,65 persen ke posisi 20.916,55. Sementara Dow Jones Industrial Average terkoreksi 61,90 poin atau 0,14 perssn ke level 44.111,74.
Tekanan di pasar saham dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap prospek pertumbuhan ekonomi global dan potensi ketegangan dagang baru yang dapat mengganggu rantai pasok, terutama di sektor teknologi strategis seperti semikonduktor.
